Selamat Datang Pembaca

Tentang Mimpi dan Berbagi

08/01/12

Simbol dan Definisi

Akhirnya perasaan yang ku kira hanya bisa ku definisikan, malam itu mendesak untuk disimbolkan. Setitik bening menyembul diujung mataku tak bisa tertahan lagi. Malam itu aku melihat diriku dalam wujud yang sebenarnya, tanpa topeng, tanpa kebohongan. Malam itu juga, lantas aku merasa kasihan pada diriku sendiri. Betapa rapuhnya aku, betapa aku berdaya namun tak berdaya. Perasaan rendah diri dan merasa bahwa aku tak memiliki apapun yang mungkin bisa ku banggakan akhirnya meluncur lancar dari mulutku. Tanpa desakan aku mengatakan rasa sakit yang ku alami selama ini.

Yah, aku hanya ingin didengar. Aku hanya butuh sebuah ruang untuk aku merasa leluasa mengatakan apa yang ingin ku sampaikan. Aku butuh sebuah telinga yang mau mendengar perkataanku tanpa pandangan sebelah mata. Aku butuh sebuah rangkulan, bukan ketidakpedulian semacam ini. Terkadang aku merasa lelah berjuang sendirian, kadang aku butuh sebuah suluh untuk membakar semangatku yang seringkali mengecil. Aku butuh sebuah kepercayaan dan keyakinan. Aku sangat berharap ada sebuah tangan menepuk pundakku seraya berkata, "Ayo Thya, kamu pasti bisa jadi apa yang kamu impikan.."

Tapi semua itu tak ada. Siapa peduli dengan apa yang aku lakukan, siapa yang berkomentar dengan apa yang ku katakan. Aku sendirian di sini. Mungkinkah aku tak cukup layak menjadi bagian dari mereka? Mungkinkah aku berada di tengah orang-orang yang tak bertelinga dan berhati??

Aku hanya ingin sebuah pengakuan bila penghargaan mimpi ku dapatkan. Lagi-lagi hanya dengan menuliskannya aku bisa berkata. Satu-satunya yang bisa ku lakukan.

Tidak ada komentar: