Selamat Datang Pembaca

Tentang Mimpi dan Berbagi

15/12/11

Tontonan Anak Tidak Mendidik, Apa Jadinya?




Apa yang anda bayangkan bila melihat foto di atas? Saya memperoleh foto tersebut dari salah seorang teman di Studenta Jurnal Bogor. Pertama kali melihat foto itu, yang tercetak dalam benak saya adalah ke-tak habis pikir-an. Praktisnya, saya saja tidak akan betah berada dalam situasi tersebut, tapi mengapa wajah polos-polos itu tampak baik-baik saja menikmati hingar bingar dan dandanan seronok dari biduan dangdut tersebut? Meski sebagian tampak acuh tak acuh, tapi cobalah amati sekali lagi bahwa anak-anak yang berdiri dibagian depan tampak terpaku pada apa yang dilihatnya di atas panggung.
Gaya seronok artis dangdut tersebut jelas bukan untuk konsumsi seorang anak. Generasi sebobrok apa lagi yang akan lahir bila seorang anak dicekoki hal-hal semacam itu? Kondisi demikian hanya akan merusak moral si anak dan disadari atau tidak perkembangan psikologis seorang anak akan terganggu.
Membangun pribadi dan karakter seorang anak bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan dan guru. Jauh dari itu semua, pendidikan pembentukan karakter seorang anak harus terintegrasi pada setiap sisi kehidupan. Peran orang tua jelas menjadi faktor utama namun lingkungan jauh lebih berpengaruh pada diri seorang anak. Seorang anak akan dengan mudah menyerap segala informasi dari lingkungan sekitarnya, tanpa proteksi pihak orangtua atau orang dewasa, maka akses informasi tersebut akan kebablasan.
Saat ini ketika perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat, anak-anak akan dengan mudah mengakses segala jenis informasi termasuk dengan berselancar di dunia maya. Internet, pada kasus ini seperti dua sisi mata uang logam. Internet bisa berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, namun tanpa filter internet akan menjadi boomerang ketika yang diakses adalah situs-situs porno dan mengandung unsur negatif bagi perkembangan si anak.
Kemudahan akses informasi tersebutpun adakalanya didukung oleh pengadaan fasilitas dari orang tua. Awalnya mungkin orang tua bermaksud untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Hanya saja, orang tua tak bisa begitu saja lepas tangan dalam penggunaan fasilitas tersebut. Arus teknologi informasi yang menghantam kehidupan masyarakat memang tak bisa dibendung, sehingga PR orang tua yaitu memberikan pemahaman pada si anak untuk memilah apa yang layak dan tidak untuk dikonsumsi.
Acapkali kita mendengar bahwa terjadi pelecehan seksual baik itu si anak menjadi pelaku atau korban karena anak-anak dan masyarakat umum keranjingan hal-hal berbau porno.  Komisi Perlindungan Anakpun mencatat bahwa kasus pelecehan pada anak semakin menunjukkan grafik ke atas.
Kasus seperti foto di atas dan serta penggunaan internet yang kebablasan hanya sebagian kecil yang akan merusak moral anak. Bila kita perhatikan, sinetron yang tayang di stasiun televisipun kebanyakan menawarkan cerita yang tidak mendidik. Alur cerita sinetron saat ini sangat mudah ditebak. Kisah percintaan, saling berebut kekasih dan harta sampai tindak kekerasan yang kadang sangat berlebihan. Saking berlebihannya, sering terpikir oleh saya, sebejat itukah moral masyarakat kita?
Menurut pemahaman saya, sinetron adalah sebuah cerita yang yang diadopsi kisah sehari-hari kehidupan masyarakat. Bila yang dipertontonkan hanya cinta, kekasih dan harta, serta kekerasan maka bisa jadi masyarakat kita memang sepicisan dan sesadis itu.
Kurangnya program-program televisi untuk anak menyebabkan mau tidak mau si anak akhirnya mengkonsumsi sinetron tersebut. Kalaupun ada cerita bertema anak-anak, kadang dibubuhi oleh hal-hal yang tidak realistis. Hal tersebut tidak hanya akan mempengaruhi daya pikir anak, bukan tidak mungkin berpengaruh luas pada kehidupan masyarakat.
Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk mencetak generasi bangsa yang lebih baik dari waktu ke waktu. Bila dari apa yang dilihat si anak saja sudah seperti itu, generasi macam apa yang kita harapkan. Please, jangan rusak kepolosan wajah anak bangsa ini dengan menyajikan tontonan yang tak sesuai dengan umur mereka. 

Tidak ada komentar: