Selamat Datang Pembaca

Tentang Mimpi dan Berbagi

21/03/12

Ahad, 18 Maret 2012

Tidak seperti minggu-minggu biasanya, Ahad malam ini saya ada di asrama. Hemph, adalah jarang menemukan seorang Thya Larasaty berada di asrama pada hari Minggu, karena dapat dipastikan bahwa remaja tua berwajah kanak satu ini selalu menghabiskan weekendnya di rumah tercinta di bilangan Cicurug. Kalian tahu dimana itu Cicurug? Yap, daerah semi metropolitan di Kabupaten Sukabumi bagian terluar.hehe
Minggu ini, saya urung pulang karena mengikuti workshop Jurnalistik di Universitas Ibnu Khaldun. Saya sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, saking semangatnya saya dan salah satu rekan saya jadi peserta paling pagi datang ke tempat acara. Meja regsitrasi belum siap menerima tamu, modul masih belum selesai diperbanyak bahkan konsumsipun belum ada, padahal did you know? Saya kelaparan sekali, berharap di workshop itu dapet sedikit pasokan makanan buat cacing-cacing saya yang udah ganas bikin perut saya porak poranda alias perih bangedhh. Hehe, too much !!
Workshopnya seru, asik dan yang paling penting konsumsinya cukup untuk menenangkan peliharaan perut saya (akhirnya dapet juga.com). Di acara itu, saya dapet banyak pengetahuan seputar blogging, editing video sampe gimana caranya buat radio streaming. Sebenarnya sih, kalo mau jujur-jujuran, waktu yang tersedia sangat kurang, jadi walhasil yang dijelaskan hanya yang mentah-mentahnya saja. Tapi secara keseluruhan saya cukup puas. Apalagi yang buat saya terkagum-kagum adalah pengisi workshopnya ternyata satu angkatan dengan saya. Wuiihh, keren banget! Saya jadi ingin malu, diusia segini, saya belum melakukan sesuatu yang luar biasa.
Tuh kan mulai lagi!! Penyakit inferior saya kumat lagi, merasa diri tidak berarti dan hanya menjadi golongan kedua. Kalian pasti gak tahu kalau dalam diri saya ada perasaan semacam itu. Secara chasing luar saya tampak kuat ya? Don’t look the book from the cover, penampilan itu kadang menipu, sob!! Tapi saya gak butuh dikasihani, saya bisa kuat! Kalian hanya perlu kasih kepercayaan bahwa saya bisa. Setiap orang itu memiliki golden timenya masing-masing dan saya percaya bahwa yang perlu saya lakukan adalah tidak berhenti melangkah karena kita tak pernah tahu pada langkah ke berapa keberhasilan itu datang menyapa kita. So, keep going on! cumunguddhh eaaa Thya!!!!
Satu hal yang penting dari keikutsertaan saya di workshop tersebut adalah saya harus semangat menjaga mimpi saya. Menjadi seorang penulis dan kontributor majalah. Yah, meskipun orientasi pendidikan yang saya tempuh saat ini jauh dari dunia jurnalistik, tapi bukan kesalahan bila akhirnya saya memutuskan ingin berkecimpung di dunia tersebut. Saya hanya perlu yakin bahwa saya bisa. Meskipun saat ini saya masih jadi jurnalis kacangan yang mungkin belum punya media dan belum diperhitungkan, tapi itu bukan alasan untuk saya berhenti menulis. Man Jadda Wa Jada, siapa yang bersungguh-sunggu pasti akan berhasil! Ingat itu Thya.
Baiklah, untuk semua orang di pelosok bumi ini, peluk eratlah mimpi kita meski saat ini mimpi kita tampak tidak realistis. Bagi saya dan pasti bagi kita semua, mimpi adalah salahsatu yang membuat kita bertahan hidup. Dreaming For Life. TyL.

Tidak ada komentar: